Cara Menghilangkan Bruntusan Pada Bayi, Alami dan Cepat!

Waji

Cara Menghilangkan Bruntusan Pada Bayi

Bayi memang sering mengalami bruntusan pada bagian tubuh tertentu, seperti area jidat, punggung, dan ketiak. Meski terkesan biasa, tapi Ibu tidak boleh membiarkannya begitu saja, lho

Pasalnya, membiarkan kondisi tersebut justru membuat bruntusan akan semakin lama sembuhnya. Padahal, ada banyak cara menghilangkan bruntusan pada bayi, termasuk cara-cara alami. Yuk, simak apa saja cara yang bisa Ibu lakukan di bawah ini! 

Penyebab Bruntusan pada Bayi

Sebelum membahas cara menghilangkannya, Ibu sudah tahu belum apa penyebab bruntusan pada bayi? Melansir laman Siloam Hospitals, ternyata ada beberapa kondisi yang kerap menyebabkan bayi mengalami bruntusan seperti: 

Biang keringat 

Biang keringat jadi penyebab bruntusan yang paling sering dialami oleh anak-anak. Kondisi ini sebenarnya dikarenakan penyumbatan yang terjadi pada pori-pori kulit, sehingga keringat tidak bisa keluar dan memicu bintik-bintik merah pada permukaan. 

Biasanya, mereka yang mengalami biang keringat dikarenakan cuaca yang panas atau lembap. Nah, keadaan tersebut menjadikan bayi berkeringat lebih banyak, terlebih mereka yang menggunakan pakaian tidak menyerap keringat atau terlalu tebal. 

Air liur berlebih 

Selain karena keringat, produksi air liur berlebih juga bisa memicu bruntusan ya, Bu. Pasalnya, kebanyakan air liur akan memicu tetesan di kulit, misalnya bagian dada. Akibatnya, area tersebut bisa mengalami iritasi dan muncul bruntusan pada bagian yang terkena tetesan air liur. 

Ruam popok 

Selanjutnya, ruam popok juga kerap memicu bruntusan pada bayi. Hal ini dikarenakan area yang tertutup popok lembap dalam waktu yang lama. Tidak hanya itu, kebiasaan tidak mengganti popok secara berkala juga menjadi pemicu bruntusan. 

Alasannya, area tubuh yang lembap karena popok akan menjadi tempat tumbuh berbagai jamur, salah satunya Candida albicans. Jamur jenis ini bisa menginfeksi kulit hingga menimbulkan gejala, seperti ruam dan bintik-bintik merah.

Erythema Toxicum Neonatorum (ETN) 

Erythema toxicum neonatorum (ETN) adalah jenis jerawat yang umumnya dialami oleh bayi yang baru lahir. Jerawat ini bisa mengakibatkan bruntusan, terutama pada area-area tubuh tertentu, seperti wajah, dada, dan punggung. Tidak hanya itu, kondisi ini juga kerap disertai benjolan di tengah yang ditandai dengan warna putih. 

Dermatitis Seboroik 

Dermatitis seboroik merupakan salah satu jenis masalah kulit yang dialami oleh bayi dan anak-anak. Tandanya adalah kulit jadi kering dan bersisik, berketombe, serta berwarna kemerahan. 

Kondisi tersebut biasanya terjadi pada area tubuh yang lebih berminyak, seperti sisi hidung, alis, kulit kepala, dan bagian belakang telinga. Apabila si Kecil mengalami masalah kulit yang satu ini maka sangat berpotensi menyebabkan bruntusan, terutama pada mereka yang usianya masih tiga bulan. 

Eksim 

Masalah kulit lain yang memicu bruntusan adalah eksim, yaitu peradangan kulit yang ditandai dengan munculnya ruam berwarna kemerahan dan terasa gatal. Penyebabnya bisa karena faktor genetik, lingkungan, dan gangguan sistem kekebalan tubuh (imun). 

Cacar Air 

Penyebab bruntusan lainnya yang harus diwaspadai adalah cacar air. Pasalnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus Varicella-zoster. Akibatnya, tubuh akan mengalami rasa gatal yang sangat dan kemunculan lenting atau lepuh berisi air. Apabila dibiarkan maka akan memicu bruntusan dan bekas gosong pada bagian tubuh yang mengalami lenting. 

Roseola 

Roseola merupakan kondisi medis tertentu yang disebabkan oleh infeksi virus Human Herpes Virus tipe 6 (HHV-6) atau tipe 7 (HHV-7). Kondisi ini mengakibatkan demam yang terjadi sampai beberapa hari. Tandanya adalah muncul bruntusan atau ruam pada kulit, utamanya pada area dada dan perut penderitanya. 

Campak dan Rubella 

Selain cacar dan roseola, penyakit akibat infeksi virus lainnya adalah campak dan rubella. Penyebabnya adalah famili Paramyxovirus (airborne transmission) yang menyebar melalui percikan air liur atau droplets saat penderita batuk atau bersin. Gejalanya, seperti demam tinggi, mata merah, batuk, pilek, serta ruam merah pada kulit. 

Adapun campak rubella dapat memicu munculnya bruntusan dan ruam pada kulit bayi. Penularan penyakit ini juga melalui airbone yang sebelumnya merupakan infeksi dari virus Rubella

Demam Berdarah 

Demam berdarah dengue (DBD) juga termasuk kondisi medis yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Gejala yang ditimbulkan, seperti demam mencapai 39 derajat Celcius antara 2–7 hari. Selain itu, juga muncul ruam dan bercak kemerahan pada kulit seperti bruntusan. 

Itulah beberapa kondisi medis yang kerap menyebabkan bruntusan pada bayi. Beberapa kondisi memang masih ringan, namun selebihnya merupakan kondisi medis yang serius. Oleh karenanya, Ibu perlu waspada terhadap penyebab bruntusan. 

Berapa Lama Bruntusan di Wajah Bayi Hilang?

Menjawab pertanyaan tersebut, Ibu harus mengaitkannya dengan faktor yang menyebabkan bruntusan itu sendiri. Pasalnya, ada penyebab bruntusan yang tergolong ringan dan berat. Keduanya memengaruhi lamanya waktu bruntusan pada bayi bisa sembuh atau hilang. 

Melansir dari berbagai sumber, beberapa jenis bruntusan ringan bisa sembuh 2-3 hari. Tapi, ada juga yang baru bisa sembuh setelah beberapa bulan penanganan. Kondisi ini juga sangat dipengaruhi cara penanganannya. Oleh karenanya, Ibu perlu memilih cara-cara terbaik untuk mengatasi bruntusan pada bayi. 

Cara Menghilangkan Bruntusan pada Bayi Secara Alami

Cara Menghilangkan Bruntusan Pada Bayi

Apa yang bisa bikin bruntusan cepat hilang ya, Bu? Sebagai orang tua, ibu bisa memilih cara-cara alami untuk menghilangkan bruntusan pada bayi. Cara seperti ini dinilai lebih aman untuk bayi sebab bebas dari bahan-bahan kimia. Adapun beberapa caranya seperti: 

Menjaga Kebersihan Kulit 

Memastikan kulit dalam kondisi bersih akan membantu mempercepat proses penyembuhan bruntusan pada bayi. Caranya bisa dengan rutin memandikan si Kecil dengan air yang bersih dan melindungi dari berbagai kotoran. 

Cara tersebut akan mencegahnya dari berbagai kotoran yang bisa memicu kondisinya justru semakin parah. Oleh karenanya, menjaga kebersihan kulit dinilai jadi cara yang sangat efektif. 

Menggunakan Pakaian yang Nyaman 

Selain tubuh yang bersih, pakaian yang nyaman juga jadi cara terbaik untuk menyembuhkan bruntusan pada bayi. Misalnya, menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu tebal akan mencegah keringat menumpuk di kulit hingga menjadi bruntusan. Hasilnya, bruntusan akan cepat hilang dan bisa mencegah kulit dari mengalaminya lagi. 

Hindari Menggaruk atau Menggosok Kulit 

Menggosok atau menggaruk kulit yang mengalami bruntusan justru membuat kondisinya bisa semakin parah. Kondisi ini membuat Ibu sangat disarankan untuk menghindari tindakan tersebut. Tidak hanya itu, Ibu juga bisa melatih si Kecil agar tidak punya kebiasaan menggaruk area tubuh yang gatal. Melakukan hal tersebut membantu keadaan kulit yang mengalami bruntusan semakin baik dan cepat sembuh. 

Menggunakan Produk Non-Iritatif 

Produk-produk tertentu, termasuk yang digunakan pada bayi tidak lepas dari bahan-bahan yang kadang memicu iritasi, seperti pada sabun, minyak, dan lain sebagainya. Ibu harus memastikan tidak menggunakan produk tersebut agar si Kecil tidak mengalami iritasi yang memicu bruntusan. 

Rutin Mengganti Popok 

Bayi yang menggunakan popok harus diganti secara rutin ya, Bu. Langkah ini dilakukan untuk menghindari si Kecil dari mengalami bruntusan. Selain itu, juga membantunya mencegah bruntusan yang semakin parah. 

Itulah beberapa cara yang Ibu bisa lakukan di rumah, terutama jika si Kecil mengalami bruntusan. Melakukan berbagai cara alami tersebut bisa menghindarkan bayi dan anak-anak dari dampak yang lebih serius akibat obat-obatan, namun dengan catatan penyebab bruntusan masih tergolong ringan. Sebab, jika faktor penyebabnya berat maka Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. 

Tips Memilih Cream untuk Bruntusan pada Bayi

Selain menggunakan cara alami, kulit bayi bruntusan seperti biang keringat biasanya juga diatasi dengan produk krim tertentu. Nah, bagaimana cara memilih cream yang sesuai untuk si Kecil yang mengalami bruntusan?

Sesuaikan dengan Jenis Kulit 

Setiap orang termasuk anak-anak memiliki jenis kulit tertentu, seperti normal, kering, berminyak, dan gabungan keduanya. Jenis kulit ini perlu Ibu ketahui akan memengaruhi produk yang digunakannya, salah satunya cream untuk bruntusan. 

Memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit akan mencegah bayi mengalami iritasi. Sebab, iritasi inilah yang nantinya memicu bruntusan semakin parah. 

Memastikan Komposisinya Sesuai 

Cream untuk bruntusan biasanya dibuat dari komposisi bahan-bahan tertentu. Ibu harus memastikan bahwa komposisinya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh si Kecil. Beberapa yang harus dipastikan, seperti tidak mengandung antibakteri dan alkohol, bebas dari paraben, memiliki pH yang sesuai dengan kulit, mengandung bahan-bahan alami. 

Teruji Klinis dan Terdaftar BPOM 

Produk yang telah teruji klinis dan memiliki sertifikasi BPOM menjadi tanda bahwa produk aman digunakan. Pasalnya, produk yang belum teruji dan tersertifikasi dinilai tidak terjamin keamanannya apabila digunakan. Oleh karena itu, syarat ini perlu sangat dipertimbangkan. 

Tiga tips tersebut secara umum ada dalam Minyak Telon Waji. Minyak ini sangat aman untuk semua jenis kulit, komposisinya 100% bahan alami, dan sudah teruji klinis dan bersertifikat BPOM. Salah satu manfaatnya adalah membantu meredakan gatal termasuk akibat bruntusan. 

Manfaat tersebut merupakan satu dari 5 Perlindungan Alami yang bisa diberikan Waji telon. Sebab, di dalamnya mengandung lavender oil, juniper berry oil, dan calendula oil. Oleh karenanya, Waji Minyak Telon Plus mampu meredakan gatal, ruam, dan peradangan yang terjadi pada kulit bayi. Yuk, buktikan berbagai perlindungan Waji telon sekarang juga! 

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar