Kaligata merupakan istilah yang jarang digunakan untuk menyebut urtikaria. Pasalnya, penyakit ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama biduran.
Meski demikian, baik kaligata maupun biduran, keduanya dapat digunakan untuk menyebut atau mendeskripsikan suatu penyakit urtikaria. Salah satunya yang ditandai dengan bentol-bentol di kulit dan gatal.
Lalu, apa sebenarnya penyebab kaligata? Simak ulasan lengkapnya di artikel berikut, Ya!
Apa itu Kaligata?
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kaligata atau dalam bahasa medisnya adalah urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan bentol-bentol pada tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan disertai dengan gatal.
Secara medis, kaligata sama dengan biduran sebagai istilah yang umum digunakan untuk menyebut penyakit urtikaria. Bentuknya seperti gigitan serangga, baik serangga nyamuk atau lebah. Selain itu, juga bisa menyerupai kulit yang gatal akibat terkena ulat bulu.
Kondisi seperti ini bisa dialami oleh setiap orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Meski demikian, tidak sedikit orang tua yang panik apabila kaligata dialami oleh anak mereka.
Beberapa dari mereka bahkan langsung membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Tindakan ini sebenarnya sangat baik, yaitu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Akan tetapi, setiap orang sebenarnya bisa memahami penyebabnya terlebih dahulu. Cara ini akan membantumu dalam menentukan langkah-langkah untuk mengatasinya.
Penyebab Kaligata
Perlu kamu ketahui bahwa kaligata disebabkan oleh banyak faktor. Meski demikian, selama ini tidak sedikit masyarakat yang memahami bahwa faktornya hanyalah alergi. Padahal, terdapat banyak faktor lain seperti berikut.
1. Infeksi
Infeksi merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme kecil, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Nah, kondisi infeksi ini ternyata bisa menyebabkan seseorang mengalami kaligata.
Pasalnya, baik anak-anak maupun orang dewasa menurut laman IDAI, bisa mengalami penyakit ini karena infeksi. Penyebabnya adalah bakteri, virus, parasit atau cacing.
2. Keadaan Fisik
Kaligata bisa dialami anak-anak dan orang dewasa karena kondisi fisik tertentu. Ada beberapa jenis keadaan lingkungan sekitar yang sangat memengaruhi. Hal ini seperti dilansir dari laman IDAI berikut.
- suhu panas
- suhu dingin
- tekanan udara
Ketiga faktor tersebut termasuk keadaan fisik lingkungan yang dapat memengaruhi seseorang, terutama anak-anak mengalami kaligata.
3. Penyakit Autoimun
Autoimun dilansir dari laman Hermina Hospitals merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat atau dapat dikatakan menyerang tubuhnya sendiri.
Kondisi autoimun yang dialami seseorang menurut laman IDAI, ternyata dapat memicu munculnya kaligata. Oleh karenanya, kedua penyakit ini sangat berkaitan.
4. Alergi
Kaligata dinilai sangat sering disebabkan oleh alergi. Ada banyak jenis alergi yang memicu terjadinya hal ini, seperti makanan atau obat.
Kemenkes RI menyebutkan dalam lamannya beberapa jenis makanan penyebab alergi, di antaranya kacang, coklat, makanan laut, telur, gandum, dan susu. Sedangkan obat-obatan hampir semua jenisnya bisa menyebabkan alergi.
Apakah Kaligata Berbahaya?
Setelah mengetahui penyebabnya, kamu juga harus tahu bahaya atau tidaknya penyakit ini. Sebab, kondisi seseorang mengalami kaligata bisa berlangsung selama 24 jam dan berpindah-pindah lokasi.
Akan tetapi, gejala yang umum hanya terjadi pada lokasi yang sama dan tidak menetap sampai 24 jam. Kondisi ini dinilai yang paling banyak dirasakan oleh penderitanya, kecuali bagi mereka yang punya masalah autoimun.
Selain itu, kaligata juga dapat timbul dalam waktu 1-2 jam setelah terpajang dengan faktor penyebab. Namun, tahukah kamu bahwa ada dua jenis kaligata?
Dilansir dari laman IDAI, ada dua jenis penyakit kaligata. Pengelompokan ini didasarkan atas lama berlangsungnya kaligata, yaitu sebagai berikut.
– Kaligata Akut
Lama berlangsungnya penyakit ini kurang dari enam minggu. Kondisi ini menunjukkan bahwa proses terjadinya berlangsung singkat. Adapun penyebabnya, yaitu alergi obat, makanan, udara panas atau dingin, dan iritasi akibat paparan zat kimia.
– Kaligata Kronis
Lama berlangsungnya kaligata kronis, yaitu enam minggu atau lebih. Periode ini tergolong relatif lama. Bahkan, pada beberapa kasus menunjukkan penderita bisa mengalaminya selama bertahun-tahun.
Berbeda dengan yang akut, kaligata kategori ini biasanya disebabkan oleh penyakit autoimun, infeksi, stres, dan reaksi gigitan serangga atau parasit. Meski demikian, hampir sebagian besar penyebab kasus kaligata kronis tidak diketahui penyebabnya.
Cara Mengatasi Kaligata
Kaligata yang sudah terlanjur dialami seseorang harus ditangani dengan serius. Tujuannya untuk menghindari penyakit ini semakin meluas dan kondisi yang membahayakan tubuh.
Dilansir dari laman IDAI, berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan orang tua apabila anak mengalami kaligata.
1. Mandi
Penderita kaligata tidak dilarang untuk mandi, namun aktivitas ini harus dilakukan dengan cermat. Pasalnya, air dingin atau panas justru sering memicu kaligata. Hal ini dikarenakan terdapat penderita yang memiliki alergi dingin atau panas.
Oleh karena itu, penderita yang memiliki alergi dingin bisa mandi dengan air hangat. Sebaliknya, bagi yang alergi panas bisa mandi dengan air dingin.
Mandi saat sedang mengalami penyakit ini akan membantu mengurangi rasa gatal. Sehingga, mandi bisa untuk mengatasi kaligata.
2. Memberikan Bedak Salisil
Salisil (salicyl talk) merupakan jenis bedak yang mengandung asam salisilat dan talk. Keduanya berfungsi untuk meredakan rasa gatal akibat kaligata. Tidak hanya itu, bedak ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah kulit, contohnya biang keringat.
Cara pengaplikasiannya adalah dengan mengusap bedak pada bagian kulit yang gatal. Tindakan ini bisa kamu lakukan dengan pelan agar tidak memperburuk keadaan.
3. Memberikan Obat Gatal
Obat gatal bisa diberikan pada penderita kaligata, terutama apabila sedang kambuh. Tindakan ini akan membantu mengurangi rasa gatal dari dalam. Salah satu jenisnya adalah obat antihistamin.
Memberikan antihistamin saat gatal-gatal karena kaligata harus berdasarkan rekomendasi dokter. Sebab, obat termasuk salah satu pemicu gatal-gatal. Oleh karenanya, untuk menghindari kondisi yang semakin parah diperlukan rekomendasi dari profesional medis.
4. Observasi Rawat Inap
Cara mengatasi kaligata yang satu ini bisa dilakukan apabila kondisinya berat. Artinya, penderita sampai memerlukan rawat inap. Kondisi ini ditandai dengan gatal yang terjadi secara menyeluruh dan terdapat tanda-tanda anafilaksis.
Anafilaksis merupakan keadaan saat seseorang mengalami syok akibat reaksi alergi yang berat. Reaksi ini menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan dan penyempitan saluran pernapasan.
Oleh karena itu, penderita kaligata yang mengalami hal tersebut perlu melakukan rawat inap. Tujuannya agar segera ditangani oleh tenaga profesional, sehingga tidak mengancam jiwa mereka.
Selain itu, pastikan kamu juga memperhatikan apa saja pantangan biduran (kaligata) dan terus mencoba berbagai cara mengobati biduran agar tidak kambuh lagi.
Minyak Waji untuk Mengobati Kaligata
Minyak Waji merupakan minyak balur multifungsi yang dibuat dari 10+ Botanical Essences yang punya banyak khasiat. Salah satunya adalah efektif mengatasi gatal-gatal, seperti mencegah, mengobati, dan meredakannya.
Khasiat tersebut dikarenakan sebagian besar komposisi yang terdapat di dalamnya mengandung sifat, seperti antiinflamasi, antijamur, antiseptik, dan antimikroba. Hasilnya dapat mencegah dan membunuh berbagai patogen penyebab gatal.
Oleh karena itu, Minyak Waji sangat baik untuk mengatasi bentol dan ruam pada kulit. Terutama yang dipicu oleh gejala kaligata.
Tunggu apa lagi? Yuk, Sedulur dapatkan Minyak Waji sekarang juga untuk mengobati kaligata melalui website resminya di wajiofficial.id
Tinggalkan komentar